(KESEHATAN MENTAL)
1.
Konsep Sehat
:
Keadaan baik dan sejahtera bagi (jasmani), maupun (rohani) yang memungkinkan
setiap orang dapat menajalani hidup dengan semangat dan penuh sukacita dalam
menikmatinya.
Kesehatan mental ialah sebagai suatu
keadaan dimana individu mampu mempertahankan diri segi (psikologis) maupun
(fisik) dari factor eksternal. Juga kesehatan mental memungkiankan kita dapat
bersosial dan berspiritual.
Sejarah perkembangan
kesehatan mental
Ada
dua masa perkembangannya
·
Era
Pra Ilmiah
*Kepercayaan
Animisme
Kepercayaan
ini masih bersifat primitive yang kental dengan roh – roh dan dewa – dewa
*Kemunculan
Naturalisme
Menolak
pengaruh roh, dewa, syetan atau hantui sebagai penyebab sakit. Gangguan mental
atau fisik itu merupakan akibat dari alam
·
Era
Ilmiah
Melakukan
pengobatan atau tindakan terhadap penderita ganngguan mental melalui sikap atau
tindakan yang lebih rasional (ilmiah)dan berprikemanusiaan.
Pendekatan kesehatan mental
Dalam
pendekatan ini memiliki 3 orientasi diantaranya :
*Orientasi klasik
Sehat
sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental
*Orientasi penyesuaian diri
kesehatan
mental : kondisi kepribadian seseorang secara keseluruhan. Proses pertumbuhan
dan perkembangan seseorang dalam lingkungan.
*Orientasi pengembangan potensi
Pengendalian
utama dalam setiap tindakan dan potensial perasaan seseorang menuju kedewasaan.
2.
Teori
Kepribadian Sehat
*Berdasarkan Aliran
Psikoanalisis
Sigmund freud
mengenai struktur kepribadian dinamis,
Energi psikis :
Id, ego, super ego
Mental sehat menurut
Psikoanalisis:
individu bergerak dengan pola perkembangan ilmiah, mampu mengatasi kecemasan, melaului belajar, mampu menyesuaikan diri, seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego, tidak mengalami disorder.
individu bergerak dengan pola perkembangan ilmiah, mampu mengatasi kecemasan, melaului belajar, mampu menyesuaikan diri, seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego, tidak mengalami disorder.
* Berdasarkan Aliran Behavioristik
sistem bertingkah laku dari pengkondisian dan stimulus yang menyebabkan respon melalui penyesuaian yang sistematis
* Berdasarkan Aliran Humanistik
sistem bertingkah laku dari pengkondisian dan stimulus yang menyebabkan respon melalui penyesuaian yang sistematis
* Berdasarkan Aliran Humanistik
mengarahkan pada
humanisasi (keunikan manusia). Memandang
manusia sebagai makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan
pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
3.
Penyesuaian diri dan
pertumbuhan personal
*personal
adjustment
3 sudut penyesuaian
diri : adaptasi (adaptation), konformitas (conformity), dan usaha penguasaan
(mastery).
Karakteristik
Penyesuaian Diri
- Kemampuan menerima
dan memahami diri sebagaimana adanya
-Kemampuan menerima
dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif, sesuai dengan
perkembangan rasional dan perasaan
* Pertumbuhan Personal
Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang melalui proses
pertumbahan diri, proses belajar dan factor lingkungan yang berperan aktif
dalam proses belajar.
4.
STREES
*Arti penting strees
Suatu
kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan
dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Robbins (2001).
Stress
dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi.Tetapi, stress dapat
mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit tergantung
bagaimana kita menanggapinya.
*Efek stress
-Otak jadi menyusut
-Anak mengalami penuaan dini
-Membantu sel kanker bertahan hidup
-Memicu gejala depresi
-Meningkatkan risiko penyakit kronis
-Risiko stroke
meningkat
* General Adaptation Syndrom (hans selye)
3 tingkatan
strees :
Eustress : rasa bahagia
Distress : menyakitkan
Distress
: menekan namun masih seimbang
*Factor individual dan
social penyebab stress
Lingkungan, Tuntutan,
Masalah yang menumpuk.
defense mechanism
RepresI
Pengalihan
Sublimasi
Proyeksi
Pembentukan Reaksi
Introyeksi
Regresi
*Problem
Solving Terhadap Stres
Menggunakan
metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana
yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya.
Untuk
meringankan potensi strees pada diri, mulai tanami sugesti – sugesti positif
terhadap diri sendiri dan tugas yang dihadapi.
5.
*Model-model
hubungan interpersonal
Hubungan
interpersonaladalah
hubungan antara individu satu dengan individu lain dengan cara berkomunikasi.
Dalam
hal ini pengaharapan yang baik adalah efektifnya komunikasi yang berjalan guna menjadikan
hubungan interpersonal membaik.
*Model
Pertukaran dan Analisis Transaksional
-
Model Pertukaran
Mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya dimasa kini maupun
dimasa depan dari salah satu sikap pertukaran social yaitu ( menolon ) orang
lain.
-Model Analisis Transaksional
Salah
satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional, yang
digunakan untuk untuk terapi individual.
*Memulai Hubungan
-Pembentukan Kesan dan Ketertarikan
Interpersonal dalam Memulai Hubungan
Self
expression
Penyebab
ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang dalam
hubungan yang erat meliputi :
1.
Aspek kedekatan
2.
Kesamaan
3.
Kesukaan timbal balik
4.
Ktertarikan fisik dan kesukaan
*Hubungan
Peran
-model peran
Dimanfaatkan
untuk mengembangkan diri secara optimal, melalui nilai – nilai social dan pembelajaran bermain peran.
*Konflik
Adanya
pertentangan, perselisihan dan penuh ketegangan antara dua kubu.
*Adequancy
peran & autentisitas dalam hubungan peran
Harapan yang menerangkan individu agar dapat memenuhi harapan-harapan
mereka sendiri atau harapan orang lain, sesuai peran – peran tersebut
*Intimacy dan Hubungan Peran
Tiap
individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain
dalam segala hal.karena individu tak hidup sendiri tanpa pasangan.
*Intimacy dan
Pertumbuhan
Keintiman
adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng
kita kepada pasangan kita. Butuh keterbukaan dalam menjalani hubungan terhadap pasangan
kita.namun adanya kendala memang sulit dipungkiri lagi. Penyebab yang
memungkinkan terjadinya sulit untuk membuka diri terhadap pasangan kita adalah :
kita tidak mengenal
dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh, kita tidak menyadari bahwa hubungan
pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan, kita tidak percaya pasangan kita
sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia, kita dibentuk
menjadi orang yang berkepribadian tertutup, kita memulai pacaran bukan dengan
cinta yang tulus
6.
Cinta dan Perkawinan
*Memilih
Pasangan
Dalam
memilih pasangan untuk hidup diperlukan kebijakan dan ketulusan dalam
menjalaninya agar kelak suatu pilihan itu akan
menjadi ikatan yang suci.
“Manusia yang baik hanyalah untuk manusia
yang baik pula, begitu pula sebaliknya”.
*Hubungan
Dalam Perkawinan
lima tahap
perkembangan dalam kehidupan perkawinan:
-Tahap
pertama
: Romantic Love yaitu situasi
romantis dan penuh cinta bersama pasangan kita
-
Tahap kedua
: Dissapointment or Distress yaitu
mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan
orang lain
-Tahap
ketiga :
Knowledge and Awareness yaitu
situasi menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu
terjadi
-Tahap
keempat : Transformation yaitu mencoba tingkah laku yang berkenan di hati
pasangannya.
-Tahap kelima : Real Love yaitu sebuah pasangan yang dipenuhi
dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan
pasangan.
*Penyesuaian
dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Salingmengisi kekosongan dan saling
menghargai kelebihan pasangan kita agar hubungan dapat tumbuh dan berkembang
secara baik dan indah.
*Perceraian dan Pernikahan Kembali
Terjadi
karena kurangnya percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan
*Alternatif
Selain Menikah
Menempatkan
pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas
utama.
7.
Pekerjaan dan Waktu Luang
*Mengubah sikap terhadap pekerjaan
- Definisi nilai pekerjaan: bahwa nilai dari apa
yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita
terhadap pekerjaan itu.
*apa yang dicari dalam pekerjaan
Biasanya
pengharapan individu yaitu mencari
kenyamanan dan gaji yang cukup untuk dapat bekerja demi kelangsungan hidup. Dari
segi nyaman mencakup : hubungan dengan teman sekerjanya, atasan, jarak
tempat kerja, lokasi dan fasilitas yang ada pada pekerjaan tsb. Dari
segi gaji : gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan.
*Fungsi
psikologis dari pekerjaan
Mempelajari
keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga. Manusia akan lebih memilih
pekerjaan yang lebih tinggi pendapatan sesuai dengan kemampuannya. kemampuan
karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan.Morgan
*Proses dalam memilih
pekerjaan
-Tahap pertama adalah
pada umur 15 - 22 tahun : seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya
baik dan ia suka
-Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30
tahun : pemilihan karir sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus
-Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38
tahun : pemantapan kinerja individu sesuai dengan orientasinya .
-Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45
tahun : fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya
ditekuni
-Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55
tahun : Ada kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan
-Tahap keenam adalah
umur 55 - 62 tahun : 'Self-actualization'
semakin matang dan mulai mempersiapkan diri utuk memasuki phase terakhir
- Tahap ketujuh adalah
62 - 70 tahun : fase
ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau
perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan.
*Memilih pekerjaan yang cocok
Tes
psikologi untuk membantu pemilihan karir. Diantarnya tes Strong-Campbell
Interest Inventory (SCII).
*Waktu Luang
Nikmati
waktu luang dengan hal – hal yang positif seperti olahraga, berwisata, dan
gunakan waktu kepada kegiatan yang lebih berarti. Santai namun berkualitas.
“Waktu adalah satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia,
dan ia tidak boleh sampai kehilangan waktu”. – Thomas A. Edison