Jumat, 10 Januari 2014

TULISAN 13




CONFLICT
      Menurut Stoner Konflik (dalam  organisasi ialah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi,       2006:17).

Ciri – ciri  conflict ( wijuno ):
a.       Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu  interaksi yang saling bertentangan.
b.      Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan
c.       Munculnya interaksi yang seringkali ditandai dengan gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
d.      Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut larut.
e.       Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan.

Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah
terjadinya Konflik :
1.      Konflik masih tersembunyi (laten) berbagai macam kondisi emosional yang dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang mengganggu dirinya.
2.      Konflik yang mendahului (antecedent condition) tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dan sebagainya.
3.      Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat dirasakan (felt conflict) muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
4.      Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior) upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui perilaku.
5.      Penyelesaian atau tekanan konflik pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
6.      Akibat penyelesaian konflik jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
SUMBER :
·         Robbins, P. Stephen & Coulter Marry. 2007. Manajemen. Edisi 8. Jakarta: Indeks
·         Neubert, Dyck, (2009, 2007), Principles Of  Management, South-Western

Tidak ada komentar:

Posting Komentar