CONFLICT
Menurut Stoner Konflik (dalam organisasi ialah mencakup
ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal
tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi,
2006:17).
Ciri –
ciri conflict ( wijuno ):
a.
Setidak-tidaknya
ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
b.
Paling
tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok
dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai
atau norma yang saling berlawanan
c.
Munculnya
interaksi yang seringkali ditandai dengan gejala-gejala perilaku yang
direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi,
dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti:
status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik:
sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu:
mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan
sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
d.
Munculnya
tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut
larut.
e.
Munculnya
ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan,
status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan.
Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah terjadinya Konflik :
Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah terjadinya Konflik :
1.
Konflik
masih tersembunyi (laten) berbagai macam kondisi emosional yang dirasakan sebagai hal
yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang mengganggu dirinya.
2.
Konflik
yang mendahului (antecedent condition) tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi
yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti
timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dan sebagainya.
3.
Konflik
yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat dirasakan (felt
conflict) muncul
sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
4.
Konflik
terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior) upaya untuk mengantisipasi timbulnya
konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi
cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui perilaku.
5.
Penyelesaian
atau tekanan konflik pada
tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu
penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
6.
Akibat
penyelesaian konflik jika
konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat
memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak,
maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
SUMBER :
·
Robbins,
P. Stephen & Coulter Marry. 2007. Manajemen. Edisi 8. Jakarta: Indeks
·
Neubert, Dyck, (2009, 2007), Principles
Of Management, South-Western
Tidak ada komentar:
Posting Komentar