Empowerment, Stres
dan Konflik
Merriam Webster dan Oxford English
Dictionary kata empower mengandung dua arti. Pertama adalah pengertian to
give ability or to enable, yaitu memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan
atau mendelegasikan otoritas pada fihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua
diartikan sebagai upaya memberi kemampuan dan keberdayaan. Memberi daya dimana
daya ini dimaksimalkan sebagai daya hidup mandiri.
Konsep empowerment telah
mengubah konsep pembangunan dan sekaligus strategi bagaimana mengentaskan
kemiskinan khususnya di pedesaan. Perubahan ini sering disebut orang sebagai
perubahan paradigma atau serangkaian perubahan mulai dari tataran konsep,
teori, nilai-nilai, metodologi sampai ke tataran pelaksanaannya.
Dalam profesi pekerjaan sosial
pendekatan pemberdayaan merupakan salah satu pendekatan dalam menangani masalah
kemiskinan. Pemberdayaan ini lebih ditonjolkan karena didalamnya terkandung dua
aspek yakni :
1. Penentuan nasib sendiri dimana si miskin bebas menentukan
solusi pemecahan masalahnya.
- Pekerja sosial hanya menjadi fasilitator sedangkan pelakunya tetap masyarakat.
Kunci
efektif empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul
karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan
yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi
masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul
karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai
demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang
memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat
kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya
dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono
dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan
stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang
individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait
dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum
rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Sumber stress
1.
Faktor lingkungan
2.
Faktor organisasi
3. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
(Stressor) Karyawan
4.
Faktor pribadi
Pendekatan
stress
Sumber pontensial stres memberikan informasi kepada
manajemen perusahaan untuk melaksanakan pendekatan individu terhadap
organisasional dalam mengatasi stres. Ada dua pendekatan dalam mengatasi stres,
yaitu:
a. Pendekatan
individual
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi
untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti
efektif adalah:
1. Teknik manajemen waktu.
2. Meningkatkan latihan fisik.
3. Pelatihan pengenduran (relaksasi).
4. Perluasan jaringan dukungan sosial.
b. Pendekatan Organisasional.
Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama
tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen.
Strategi yang digunakan:
1. Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja.
2. Penggunaan penetapan tujuan yang realistis.
3. Perancangan ulang pekerjaan.
4. Peningkatan keterlibatan kerja.
5. Perbaikan komunikasi organisasi.
6. Penegakkan program kesejahteraan korporasi.
Sumber
:
Mulyono.
2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Munandar, ashar sunyoto, (2001), Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta
: Universitas Indonesia Pres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar